Ini cerita yang menurut saya cukup menguras emosi. Bahkan saya disalahkan istri karena kata-kata yang keluar dari mulut saya terdengar kasar dan membentak. Cerita ini dimulai ketika umroh sunnah yang diadakan oleh KBIH yang mengambil tempat miqat di masjid Ji'ronnah. Sesampai di Masjidil Haram untuk tawaf dan sa'i. Ternyata ada anggota regu saya yang ingin buang air kecil dan wudhu sebelum memulai tawaf. Saya sengaja tidak menyebut nama beliau. Tapi beliau adalah orang yang sama dalam cerita SALAH AMBIL dan ARAH di serial DIBAYAR KONTAN. Intinya beliau akhirnya ikut tawaf dan sai KBIH Bantul & Sleman. Sementara KBIH kota Yogyakarta sudah duluan. Setelah selesai, diingatkan oleh anggota regu yang lain bahwa dia tidak ada. Sembari jalan ke zam-zam tower untuk ambil uang ke atm, saya telp dan wa berulang kali ke dia dan istrinya. Karena kondisi kaki yang (maaf) pincang yang mengakibatkan beliau pasti tidak bisa jalan agak cepat. Tapi tidak ada jawaban. Akhirnya saya dan istri pulang ke hotel, 1,8km dari Masjidil Haram.
Sesampai di hotel, saya mandi dan bikin indomie. Istri memberitahu bahwa ternyata group wa KBIH ramai karena wa anggota regu saya itu menulis sandalnya dibawa istri dan tolong2 disitu. Anehnya beliau sama sekali tidak membalas wa dan telp saya atau minta tolong di wa regu kami. Jadi kesannya adalah regu kami termasuk saya sebagai ketua regu begitu saja meninggalkan beliau di Masjidil Haram. Huffft.
Istri menerangkan panjang lebar kondisi sebenarnya di wa group KBIH. Sementara saya, istri dan istri anggota regu saya yang membawa sandal dan sudah sampai hotel saya (paksa) ajak kembali ke Masjidil Haram menggunakan bis untuk menjemput suaminya. Butuh kesabaran tingkat tinggi menurut saya di saat itu untuk menemukan beliau. Kondisi sama-sama capek karena tawaf dan sai, dia sudah saya telp dan wa tidak menjawab, saya seperti disudutkan lewat group wa KBIH, bahkan kejadial sandal yang sengaja dititipkan ke istrinya ini sebenarnya keteledoran dari mereka sendiri. Mohon abaikan komunikasi antara suami istri ini memang tidak lancar yang justru si istri meninggalkan suami kembali ke hotel padahal membawa sandal suami yang di bagian jempolnya sudah dimodifikasi supaya mudah digunakan oleh suaminya karena 2 jari kaki yang diamputasi. Lewat cerita ini tidak ada maksud untuk mencari pembenaran, bahkan saya juga sudah bermaaf-maafan juga dengan beliau yang saya sarankan ke depan untuk tidak lagi menitipkan sandal ke siapapun, baik ke saya (SALAH AMBIL) maupun ke istri (SANDAAAAAAALLL) selain itu saya juga minta untuk memperbaiki komunikasi di wa group regu dulu. Huuuufttt.