Selang 1 hari dari keberangkatan saya bersama istri ke tanah suci, Rafi, anak saya yang pertama membeli kucing persia di pasar hewan. Namanya Piko.
Saya membayangkan bagaimana Rafi dan Faiq, anak saya kedua, memanggil-manggil nama Piko atau kadang dengan menirukan bahasa kucing. Entah itu "meong" atau "puuussss" atau bahasa kucing yang lain. Jadi untuk bisa berkomunikasi, manusia kalau boleh dibilang menurunkan kemampuannya berbahasanya untuk sekedar bisa dipahami oleh kucing dengan bahasa kucing. Sebenarnya bukan menurunkan kemampuan, karena hal yang dibandingkan jelas hal yang berbeda. Tidak adil membandingkan kemampuan memanjat kera dengan ikan, atau jangan juga dibandingkan kebisaan berenang ikan dengan kera. Karena mereka 2 hal yang berbeda. Ok lah. Tapi maksud saya gini. Sebagai Kalammullah, Al Quran memiliki keindahan tata bahasa yang tinggi. Di beberapa ayatnya, Allah menantang kaum kafir untuk bisa membuat ayat dan surat seperti Al-quran. Pastinya mereka tidak pernah bisa.
Melalui Piko saya belajar, bahwa mungkin saja Al-Quran belum bahasa tertinggi yang bisa Allah perlihatkan, tapi seharusnya itu sudah lebih dari cukup untuk manusia bisa memahami apa aturan hidup sesuai yang dikehendaki oleh Allah SWT.