Awan tebal membuat langit dini hari semakin gelap. Beberapa burung terbang berjajar rendah melintas depan kamar. Seorang paruh baya mencoba terus menggoreskan pena digital membuat lukisan. Sarung teman tahajud masih dipakai tidak beraturan. Sama tidak beraturannya dengan rasa sakit di pinggang belakang. Tujuannya cuma satu, menunggu datangnya adzan. Tidak lama kemudian, yang ditunggu-tunggu datang juga. Lirih, tidak lantang, tanpa iqomah. Mungkin karena mayoritas yang tinggal di daerah ini adalah non muslim. Bergegas orang tersebut menjawab adzan dengan 2 rakaat sunnah dan 2 rakaat shubuh dengan meringis menahan rasa sakit di setiap gerakan sholatnya.Â
top of page
Search
Recent Posts
See Allbottom of page