Semua orang yang ada di perempatan Ring Road Wojo malam itu pasti memiliki pandangan miring sama 2 orang anak muda yang memakai motor vespa yang sudah dimodif sedemkian rupa di depan saya. Vespa yang dipanjangkan dan disambungkan dengan boncengan dari tong itu kotor sekali, kumal, pasti 2 anak muda yang penuh tato tanpa helm itu anak yang gak jelas. Tapi nampaknya Allah berkehendak lain. Allah tidak membiarkan kami berlama-lama berburuk sangka. Nyatanya hanya 2 anak muda itu yang merogoh saku celana dan memberikan uang receh pada pengemis yang minta makan di perempatan jalan itu.
Saya biasa jalan kaki atau lari di pagi hari. Kadang 30 menit, kadang bisa sampai 1,5 jam. Tiba-tiba seekor induk ayam keluar dari pagar bambu rumah yang saya lewati. Sayapnya agak dikembangkan, dia pasang kuda-kuda, eh ayam-ayam maju mundur seakan-akan menghalau saya. Sementara itu beberapa anak ayam mondar-mandir ketakutan di belakang induk ayam. Nyatanya saya hanya melewati mereka. Sama sekali tidak ada niat untuk mengganggu apalagi menculik anak ayam yang memang lucu-lucu itu.Â
Nampaknya kita harus benar-benar belajar untuk tidak mudah berburuk sangka pada siapapun. Ya, ini pelajaran yang baik tidak saja buat saya, tapi buat si induk ayam.Â