top of page

BOHONG YANG BAIK

  • Writer: diky wiryawan
    diky wiryawan
  • Sep 20, 2019
  • 1 min read

Semua tindakan yang dilakukan manusia ada dimensi prioritasnya,ada tujuannya yang masing-masing perlu diperdalam nilai pahala dan dosanya. Bahkan ketika beberapa dilakukan secara bersamaan itu bisa jadi berbeda dari sebelumnya. Senyum itu sedekah, senyum itu baik, senyum itu menyenangkan hati orang yang melihatnya, tapi bagaimana jika seseorang tersenyum sambil berjabat tangan tanda terima kasih pada orang yang telah memberinya uang suap? Tentu senyum disitu sudah mengalami proses sedemikian rupa sehingga nilai dan maknanya tidak lagi sama dengan sebelumnya. Bohong itu tidak baik, bohong itu tidak jujur, tapi bagaimana jika seorang anak yang sedang menemani ibunya yang sudah sangat tua melakukan ibadah thawaf memutari Kakbah berbohong mengatakan kalau sudah 5 kali putaran tinggal 2 kali putaran lagi. Dia melakukan itu semata-mata untuk membuat ibunya yang sudah mulai pikun itu tambah semangat menyelesaikan thawafnya yang baru 1 kali putaran. Maka, menurut saya disitu keberadaan bohong menjadi berubah dimensinya. Mungkin menjadi bohong yang baik. Seperti halnya contoh sebelumnya, senyum yang tidak baik. 


 
 
 

Recent Posts

See All
PEMUTUS RANTAI

Tidak pernah berdiri sendirian... Di rumah aja berarti membatasi sosialisasi, membatasi berdekatan dan bersentuhan, meregulasi ulang pola...

 
 
 
TUNDUK DAN TAKLUK

Dia akan pergi... Dia pasti akan pergi... Sebelum malam tiba... Entah kapan malam itu tiba... Dunia sedang belajar... Wabah yang...

 
 
 

コメント


bottom of page