top of page
Writer's picturediky wiryawan

DIBAYAR KONTAN (61) - SENDAU GURAU


Mungkin memang kurang beruntung mendapatkan jatah hotel yang jauh dari Masjid Nabawi atau Masjidil Haram. Mungkin memang sudah terlalu sepuh, tidak kuat lagi jalan kaki atau naik bus sholawat. Mungkin sedang tidak sehat. Mungkin beranggapan sholat di tanah haram mana saja berpahala sama, termasuk sholat di kamar atau di mushola/masjid hotel. Tapi bukankah jamaah haji 2019 sudah menunggu kurang lebih 8 atau 9 tahun untuk bisa berhaji dan sampai disini? Atau mereka lebih suka sendau gurau di lorong depan kamar sampai suaranya memenuhi seluruh lantai hotel? Gak ngoja ngaji, gak sholat sholet, gak thawaf thowef? Atau jangan-jangan saya yang keterlaluan mencap mereka kurang termotivasi, padahal sebenarnya di dalam hati mereka selalu berdzikir mengagungkan Allah dan terus bersholawat?

Wallahualam bishawab, kataku dalam hati sambil terus mengaji di depan kamar. 

Saya lupa tepatnya, tapi dalam surat Al Ankabut ayat 64 yang saya baca, Allah berfirman bahwa dunia ini cuma sendau gurau dan permainan saja, akhiratlah kehidupan sebenarnya. Saya yakin ayat ini turun bukan karena manusia banyak bercanda, sendau gurau, ketawa ketiwi, tetapi turun karena manusia melupakan tujuan akhirnya yaitu berkehidupan di akhirat.

Beberapa hari setelah kami pulang dari tanah suci, saya bisa melengkapi draft atau catatan saya tentang sendau gurau. Draft Google Notes itu saya pakai untuk mencatat segala sesuatu yang tiba-tiba menarik hati dan pikiran saya, untuk kemudian dicari hikmah dan hubungan dengan kejadian yang lain, sebelum saya jadikan tulisan di blog, bahwa selain Al Ankabut 64, masih ada juga di Al Hadid ayat 20 dan di surat Muhammad 36. Allah lagi-lagi mengingatkan bahwa dunia tempat sendau gurau. Cuma sebentar, cuma persinggahan sementara, eman-eman kalau tersia-siakan hanya mengerjakan hal yang kurang berguna sampai melupakan tujuan utama kita diciptakan, mempersiapkan kehidupan kekal kita di akhirat kelak. 


2 views0 comments

Recent Posts

See All

AMBROL

PEMUTUS RANTAI

Tidak pernah berdiri sendirian... Di rumah aja berarti membatasi sosialisasi, membatasi berdekatan dan bersentuhan, meregulasi ulang pola...

TUNDUK DAN TAKLUK

Dia akan pergi... Dia pasti akan pergi... Sebelum malam tiba... Entah kapan malam itu tiba... Dunia sedang belajar... Wabah yang...

bottom of page