top of page
Writer's picturediky wiryawan

DIBAYAR KONTAN (57) - CAMPUR ADUK


Ada 3 alasan yang membuat saya menangis di thawaf wada'.

Yang pertama jelas karena ini adalah ibadah terakhir dari rangkaian haji. Salam perpisahan pada Baitullah sebelum kami pulang ke tanah air. Harapan akan dosa yang terampuni, doa yang terkabul, wuquf-thawaf-sa'i yang diterima, keinginan untuk bisa kembali ke sini, semua campur aduk jadi satu.

Yang kedua, namanya Pak Amir, ternyata teman 1 KBIH yang kebagian tugas jadi benteng di sisi kiri romgingan KBIH itu yang letaknya di belakang saya persis, ternyata dia melafalkan doanya sendiri keras-keras. Otomatis mengganggu saya (dan saya yakin mengganggu orang lain di sekitarnya) untuk mendengarkan, menirukan lafadz doa dari Ustadz Mustofa yang membimbing kami thawaf. Suara Pak Amir, suara Ustadz Mustofa dan suara kami bersahut-sahutan tanpa irama kekhusukan yang jelas, semua campur aduk jadi satu. 

Yang ketiga, thawaf telah berakhir, kami menepi untuk mengamini doa Ustadz Mustofa. Lagi-lagi saya berdiri terlalu dekat dengan entah jamaah dari mana, menyanyikan doanya dengan parau sambil duduk di kursi. Amin ku dan nyanyinya, semua campur aduk jadi satu.

Karena 3 alasan itulah saya menangis. Semua campur aduk jadi satu. 


2 views0 comments

Recent Posts

See All

AMBROL

PEMUTUS RANTAI

Tidak pernah berdiri sendirian... Di rumah aja berarti membatasi sosialisasi, membatasi berdekatan dan bersentuhan, meregulasi ulang pola...

TUNDUK DAN TAKLUK

Dia akan pergi... Dia pasti akan pergi... Sebelum malam tiba... Entah kapan malam itu tiba... Dunia sedang belajar... Wabah yang...

bottom of page