Ketika gula kehilangan identitas utamanya untuk memenuhi sifat manis, maka akal sehat akan menuntun runtuhnya “gula sebagai gula”... Ketika pemerintahan kehilangan identitas utamanya untuk memenuhi kebutuhan rakyat akan kebijakan dan pekerjaan memerintahnya, katakanlah karena terbukti inkonsistensi dalam pengambilan kebijakan “keberpihakan” yang mencla-mencle, seharusnya akal sehat rakyat yang dipimpinnya akan menuntun runtuhnya “pemerintah sebagai pemerintah”... Ketika saksi persidangan kehilangan identitas utamanya untuk dipercayai atas kesaksiannya, katakanlah karena terbukti berbohong atas bukti dan fakta bohongnya, seharusnya akal sehat mahkamah yang mewakili penegakan hukum akan menuntun runtuhnya “saksi sebagai saksi”... Jadi bagaimana jika ada muslim yang tidak menjalankan identitas utama kemuslimannya dengan syahadat, sholat, puasa, zakat, haji? Masihkah saya “muslim sebagai muslim”...
top of page
Search
Recent Posts
See Allbottom of page