top of page
  • Writer's picturediky wiryawan

DIKUMPUL-KUMPULIN, DISALUR-SALURIN


Tidak pernah dia terlihat sesibuk ini. Sebagai orang (yang dianggap) gila, selalu ada saja yang dilakukannya. Kali ini dia mengumpulkan teman-temannya di pinggir tanah lapang. Botol bekas, plastik krupuk dan potongan besi. Orang (gila) : “Semua sudah kumpul ya, sekarang laporan...” Botol bekas : ........ Plastik kerupuk : ....... Potongan besi : ..... Orang (gila) : “Tol, bener segitu yang kamu lihat?” Botol bekas : ...... Orang (gila) : “Kamu juga Tik? Bes?” Plastik kerupuk : ...... Potongan besi : ...... ........... ....... Orang (gila) : “Sudah, sudah, jangan kepanjangan laporannya...” Orang gila itu diam sejenak, seperti sedang berpikir keras. Orang (gila) : “Jadi dana yang terkumpul sudah segitu banyak ya? Pertanyaan saya sederhana, kenapa uang sumbangan dan donasi itu tidak segera disalurkan ke mereka yang membutuhkan dengan segera? Mereka kan perusahaan-perusahaan media yang punya kemampuan untuk secepat-cepatnya menyalurkan dana bantuan ke daerah yang terdampak bencana. Jadi jangan dikumpul-kumpulkan, supaya terlihat banyak, eM-eM an, tapi harusnya disalur-salurkan. Bukankah sebaik-baiknya rekening dana sosial itu saldonya 0 rupiah? Karena selalu bisa disalurkan dengan cepat.” Botol bekas, plastik kerupuk dan potongan besi hanya diam. Ya memang dari awal mereka cuma diam sih. Tiba-tiba orang gila itu beranjak pergi. Tangannya menepuk-nepuk dahinya. Orang (gila) : “Dasar orang - orang gila...” 

16 views0 comments

Recent Posts

See All

PEMUTUS RANTAI

Tidak pernah berdiri sendirian... Di rumah aja berarti membatasi sosialisasi, membatasi berdekatan dan bersentuhan, meregulasi ulang pola hidup sehat individu, menetapkan lagi tujuan hidup dan setelah

TUNDUK DAN TAKLUK

Dia akan pergi... Dia pasti akan pergi... Sebelum malam tiba... Entah kapan malam itu tiba... Dunia sedang belajar... Wabah yang mengagetkan Wabah yang mengingatkan Pemenang bukan mereka yang terhinda

bottom of page