top of page
Writer's picturediky wiryawan

DI HALAMAN RUMAH


"Kamu gak mau ngalah..." protes Owo.

"Kamu itu yang nyerang terus..." balas Owi.

Seketika halaman rumah Owi jadi ramai. Ramai karena pertengkaran Owo dan Owi yang kemudian dengan cepat menjadikan ratusan anak, eh maaf...puluhan anak, mmmhh...tidak sampai belasan juga sih,...menjadikan beberapa anak terbelah menjadi 2 kubu. Kubu Owo dan Owi. Masing - masing menganggap ketua kelompoknya yang benar.

"Heh, heeehh....sssstttt...sudah, sudah....Ono opo iki?" katanya melerai sambil membungkuk supaya tidak terlihat terlalu tinggi dihadapan semua anak disitu. Semua anak tertegun. Hampir bersamaan mereka mundur beberapa langkah.

"Hehh...Owo. Kamu ndak boleh pake istilah Tempur, ini kan kita tidak sedang berperang. Kalian tuh sedang pesta lho inii.... Pestaaaa....Jangan sukanya nakut-nakutin. Data ndak valid. Menyebarkan pesimisme" katanya.

"Tapi om..." protes Owo membela diri.

"Wis to, menengo dhisik...."

"Kamu juga Owi, Kamu ndak boleh menang sendiri. Ngonekke 'ndruwo', 'nyontoloyo'. Mbangun kui apik. Tapi apa kamu yakin semua perangkatmu yang harusnya netral tidak sedang mbangun kepentingane dewe dan merugikan kepentingan yang lebih luas?" katanya berapi-api.

"Tapi om..." Owi mencoba memotong.

"Wis to, menengo dhisik...Saiki salaman....Ayooo salaman, rasah isin-isin." katanya sambil meraih tangan Owo dan Owi.

"Wis yo, taktinggal...." ujarnya sambil beranjak pergi meninggalkan Owo, Owi dan semua anak disitu yang masih kebingungan dengan semua yang dikatakan orang gila itu. Tidak lama kemudian belasan anak itu sudah kembali bermain bola dengan seru seperti sebelumnya.

Diky Wiryawan.

4 views0 comments

Recent Posts

See All

AMBROL

PEMUTUS RANTAI

Tidak pernah berdiri sendirian... Di rumah aja berarti membatasi sosialisasi, membatasi berdekatan dan bersentuhan, meregulasi ulang pola...

TUNDUK DAN TAKLUK

Dia akan pergi... Dia pasti akan pergi... Sebelum malam tiba... Entah kapan malam itu tiba... Dunia sedang belajar... Wabah yang...

bottom of page