Kampung halaman itu sejatinya bernama kesucian, fitrah manusia seperti saat dia dilahirkan... Memaknai semua amalan bulan Ramadhan yang sudah dilakukan dan juga fenomena sosial, kultural dan sekaligus spiritual yang bernama mudik sebagai usaha dan proses kembalinya manusia seperti saat dia dilahirkan... Tidak ada hal yang mudah... Bahkan ketika takbir mulai berkumandang sahut menyahut tanda perginya bulan Ramadhan, tidak ada satupun yang membuat saya yakin apakah amalan yang sudah saya coba lakukan itu telah sempurna dan akan atau sudah diterima oleh-Nya... Lalu seharusnya apa masih ada yang bisa menghentikan usaha "mudik" saya ke "kampung halaman" setelah Ramadhan usai tahun ini? Tidak, seharusnya tidak ada. Hingga nanti waktunya tiba... Nafas terakhir yang akan mengantarkan dimensi pertemuan manusia dengan Penciptanya serasa lebih mudah atau dimudahkan... "Mudik" seharusnya memang tidak pernah sampai... Diky Wiryawan Note: Mengambil hikmah dari macetnya mudik lebaran 2016 di BREXIT.
top of page
Search
Recent Posts
See Allbottom of page