top of page
Writer's picturediky wiryawan

FANATISME FANS YANG FANTASTIS


Berada di tengah-tengah puluhan ribu orang yang memadati Simpang Lima, Semarang...Siapa sih yang gak kenal SLANK dengan SLANKERnya? Siapa sih yang gak suka tontonan spektakuler yang gratisan? Saya gak akan bahas betapa team produksi dari VISICOM sangat rapi dan detil dalam preparation event ini. Dari masalah barricade sampe kabel, dari masalah flow games sampe pitbull, dari masalah ketatnya pengamanan sampe konsep orkestra yang ngiringin Slank...Salute... Yang bener-bener menyita perhatian ya itu tadi...Slanker... Slank berdiri tahun 1983. Di awal kemunculannya tahun 1990 memang banyak menyita perhatian. Dari cara nyanyinya, dari komposisi musiknya, dari tema lagu sosialnya, dari kehidupan sehari-harinya, dari tema kebebasannya...Bener-bener 'melawan trend yang sudah ada'. Sebut saja God Bless, SAS, Gank Pegangsaan, Elpamas (1983), Dewa (1986), Kla (1989) dan masih banyak lagi...Perbedaan itu menjadikan mereka 'unik' dan dengan mudah menembus pasar musik saat itu. Disadari atau tidak...Slank selalu muncul dengan strategi baru. Perang anti narkoba yang juga sempat menjerat personilnya ke dunia hitam, anti bajakan, antikorupsi, virus perdamaian (Peace Love Unity Respect). Slank selalu bisa mencuri perhatian publik dengan 'bahasa' mereka. Lugas dan apa adanya. Suara Slank dianggap bisa meneriakkan suara hati fans fanatiknya. Senangnya Slank ya senangnya Slanker, susahnya Slank ya susahnya Slanker, protesnya Slank ya protesnya Slanker. Inilah salah satu yang menjadikan Slanker selalu dekat dengan Slank...Jadi jangan tanya kenapa konser Slank selalu dipadati puluhan ribu Slanker dari kota tersebut maupun dari kota-kota sekitarnya... Pada sisi bisnis, perusahaan berlomba-lomba untuk antri kerjasama dengan Slank. Ya iklan, konser, product icon...karena Slanker adalah target potensial yang bisa dibidik oleh brand. Gak mudah memelihara loyalitas dan fanatisme fans sebuah band. Butuh waktu dan konsistensi perjuangan yang panjang. Karena kebutuhannya bukan semata-mata hiburan atau musik dari sang artis lagi. Tapi menjelmakan semua nadi Slank dalam pilar kehidupan mereka. Termasuk lifestyle dan attitude nya. Semua kembali ke diri masing-masing fans tersebut untuk memilah mana yang dirasa baik dan mana yang kurang baik. Mana yang dirasa sesuai dan mana yang kurang sesuai. Terlebih bagi fans yang berada pada tahap pencarian jati diri agar selalu berhati-hati untuk tidak terprovokasi oleh kepentingan sesaat dan tujuan yang kurang menguntungkan. Gak masalah kok dengan dandanan yang belel trus naik truk bukaan bareng ma temen Slanker satu kecamatan. Karena ketika semua proses sudah dipahami...kita semua bisa berharap Fanatisme Fans yang Fantastis bisa tercapai...

Diky Wiryawan

6 views0 comments

Recent Posts

See All

AMBROL

PEMUTUS RANTAI

Tidak pernah berdiri sendirian... Di rumah aja berarti membatasi sosialisasi, membatasi berdekatan dan bersentuhan, meregulasi ulang pola...

TUNDUK DAN TAKLUK

Dia akan pergi... Dia pasti akan pergi... Sebelum malam tiba... Entah kapan malam itu tiba... Dunia sedang belajar... Wabah yang...

bottom of page